Menjelang Hari Istimewa

Welcome April ā¤

Ada banyak hal istimewa di bulan April ini. Kemarin 10 April 2016 adalah hari dimana genap sudah 6th usia pernikahan kami. Alhamdulillaah, ga terasa sudah 6 tahun aja, ada begituuu banyak cerita yang kami lalui. Pahit getir, asam garam selama 6 tahun ini benar-benar menjadi sebuah pembelajaran berharga untuk kami šŸ™‚

Ada banyak kebahagiaan ada juga kesedihan yang menghampiri. Alhamdulillaah Allah senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan bagi kami melaluinya. Tanpa itu semua entah mungkin kami hanya akan jadi manusia yang seringkali kufur akan nikmatNya. Terimakasih Rabb, dan jadikanlah kami sepasang manusia yang senantiasa berusaha memperbaiki diri, menjadi hambaMu yang terus belajar menjadi lebih baik dan mampu memberi manfaat walau hanya sedikit.

Continue reading

Ikhtiar dan Tawakal

Biasanya kalo lagi banyak pikiran gini mesti ga bisa fokus jadinya. Kadang terbersit pikiran-pikiran buruk yang bakalan belum tentu terjadi. Yah, namanya juga manusia, kadang suka mendahului ketetapanNya, walau hanya sekedar sebuah keluh kesah. Padahal kita ga pernah tau ada hal baik apa yang tengah menanti kita di depan sana.

Ujian yang datang berurutan ini kadang rasanya bisa memupus bulir-bulir rasa syukur ketika hati sedang keruh. Dimulai dari ketika harus opname, harus bedrest, harus pulang ke Jawa dengan rute dan biaya yang tidak murah, lalu pendarahan berulang, kudu berobat lagi, dan sekarang juga bingung menentukan tempat persalinan yang biayanya bersahabat di kantong.

Ahh ya Allah, rasanya…

Tapi saya percaya, Allah selalu punya rencana terbaik, dan bahwasannya pertolongan Allah itu dekat. Mintalah, minta padaNya, dengan sebaik-baik doa dan permohonan..

Berikanlah kelancaran dan kemudahan untuk kami ya Allah.. aamiin

Jogja, 18 Maret 2016

Membaca Ala Asma

Sedikit cerita tentang keseharian Asma dan proses bermain sambil belajar membaca yang kami lakukan. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, tentang betapa menyesalnya saya karena termasuk “telat” mengenalkan Asma pada buku, sekarang saya jadi semangat banget mengenalkan Asma dengan aneka rupa buku.

Buku yang Asma punya saat ini alhamdulillaah sudah bisa dibilang cukup banyak dan variatif. Mulai dari buku boardbook Halo Balita yang premium set dan retail, aneka macam ensiklopedia anak, educomic, buku sains untuk anak, dan aneka buku cerita. Itu semua tentu tak lepas dari kekalapan emaknya berburu buku bekas dan buku diskon. hehehe. Bahkan beberapa bulan terakhir ini tiap nemu penjual buku anak online mesti langsung difollow deh. Lumayan dapat banyak referensi judul buku yang bagus dan bisa membandingkan harga antar toko, jadi bisa milih beli di tempat yang harganya bersahabat dengan kantong. hehe

Mengoleksi aneka macam buku ini bikin kami ga bosan belajar, karena tiap hari bisa berganti-ganti yang dibaca. Sebelum punya buku-buku ini rasanya semua diulang-ulang, kalo bukan Asma yang bosan nanti gantian emaknya :3
Continue reading

Asma dan Jilbabnya

Random banget nulis ini cuma gegara lihat postingan di fb. Tadi lihat ada teman yang posting foto anaknya lagi pake baju princess elsa gitu. Terus jadi keinget Asma (2,5th), secara Asma juga suka banget sama yang namanya film Frozen, apalagi lagunya yang let it go itu, tiap lihat gambar salju mesti terus nyanyi sendiri. Tapi saya merasa bersyukur, walaupun Asma pernah lihat film Frozen, dia sama sekali enggak terpaku pada sosok seorang princess. Dan saya juga sedari duluuu enggak pernah mbeliin Asma baju ala ala princess. Antara ga suka dan enggak wangun aja ngelihat Asma pake baju super girlie begitu :3

Malahan seringkali Asma protes, ketika melihat sarung bantalnya ada gambar princess yang pakai baju agak terbuka (bagian atas dada dan dan bahu terbuka), Asma akan teriak bilang “ihhh maluuu kakak ga pake bajuuu”  awalnya saya bingung kenapa, ternyata dia lihat gambar di sarung bantalnya (waktu itu terpaksa beli yang gambar itu karena ga ada pilihan lain yang lebih baik :3)

Saya akhirnya paham, ternyata Asma sudah mengenal konsep rasa malu. Pokoknya kalo lihat siapapun ga pake baju lengkap (misalnya pas abahnya kelar mandi dan belum pake kaos) pasti dia bakal teriak kayak gitu. Alhamdulillaah saya pun jadi banyak bersyukur, tapi hal ini juga jadi bahan koreksi buat kami sendiri tentang bagaimana kami seharusnya berpenampilan di depan anak. Karena mereka akan melihat, mengamati, dan meniru. Saya kurang tau tepatnya pada usia berapa anak bisa mulai “menilai” apa yang mereka lihat. Hanya saja karena sikap Asma inilah yang bikin saya sadar bahwa konsep nilai yang mereka pahami itu adalah apa yang kami ajarkan pada mereka sedari kecil.

Continue reading

Balita Super Aktif <3

Lama banget rasanya saya enggak nulis perkembangan si anak sholihah, tau-tau udah umur 2,5th aja. Tepatnya 27 Februari lalu Asma tepat berusia 2,5th. Sudah bukan bayi kecil lagi, Asma tumbuh menjadi gadis kecil lincah, yang banyak gerak, ramah, dan memiliki postur bisa dibilang cukup tinggi untuk anak seusianya. Itulah kenapa dia sering dikira anak berusia 3th+ karena posturnya yang tinggi besar, plek kayak abahnya. hehe.

Mengingat kembali perjalanan kami 2 tahun yang lalu. Awal Januari 2014 adalah pertama kalinya kami nyusul abahnya Asma ke Banjarmasin setelah Asma lahir, waktu itu Asma baru berumur 4,5bulan. Lebaran tahun itu mudik lagi dan kami berdua stay di Jogja sekitar 6bulan lamanya. Keputusan itu diambil karena beberapa pertimbangan salah satunya karena salah satu owner Harifa akan menikah, jadilah saya yang sementara handle produksi Harifa waktu itu. Kalau mengingat kembali waktu sibuk itu saya jadi menyesal sendiri sekarang T_____T

Yah saya sadar betul betapa banyak kekurangan saya sebagai ibu. Seharusnya saya banyak-banyak membaca dan mencari ilmu parenting sebagai bekal mendidik Asma. Tapi waktu itu saya masih terlalu santai, selain memang karena beberapa kondisi yang kurang mendukung. Waktu Asma bayi bisa dibilang kurang sekali saya beri aneka stimulasi yang bisa mendukung tumbuh kembangnya. Kesehariannya ya cuma main ala kadarnya. Asma waktu bayi memang suka sekali “bermain” dengan buku bapak emaknya, sampai ada yang dirobek pula. Tapi saya telat menyadari bahwa ternyata itu adalah respon bahwa dia tertarik pada buku. Waktu itu justru saya simpan buku-buku kami agar enggak dirobek Asma. Lalu ketika stay lama di Jogja pun bisa dibilang waktu yang saya habiskan bersama Asma adalah waktu dimana saya tinggal memiliki sisa-sisa energi. Karena mengurus produksi Harifa itu sungguh melelahkan, apalagi saat itu lagi rame-ramenya pesanan, bisa sampai berkodi-kodi. Akhirnya siang-malam saya keluar rumah, mulai dari belanja bahan, ke penjahit sampai kirim paket, semua saya kerjakan dibantu adik saya.

Dan saya baru sadar, ternyata 6bulan kesibukan saya mengurus Harifa itu sudah “merenggut” waktu berharga saya bersama Asma. Sebenarnya bukan salah pekerjaan saya juga, tapi salah saya sendiri yang enggak bisa membagi waktu dengan baik dan bijak sehingga secara tidak sadar saya sudah mengabaikan hak-hak Asma. Iya karena sehari-hari simbahnya lah yang mengurusi kebutuhan Asma. Saya menemani Asma bermain  hanya ketika sedang enggak keluar mengurus ini itu. Walaupun waktu itu saya senang bisa ikut membesarkan Harifa, saya bisa mendapatkan penghasilan sendiri dan sedikit membantu orangtua. Tapi ternyata ada penyesalan yang saya rasakan karena waktu itu tidak memaksimalkan waktu luang ketika bersama Asma. Sedikit sekali saya mengajari Asma aneka rupa ilmu sederhana atau sekedar permainan edukatif.

Continue reading