Lama banget rasanya saya enggak nulis perkembangan si anak sholihah, tau-tau udah umur 2,5th aja. Tepatnya 27 Februari lalu Asma tepat berusia 2,5th. Sudah bukan bayi kecil lagi, Asma tumbuh menjadi gadis kecil lincah, yang banyak gerak, ramah, dan memiliki postur bisa dibilang cukup tinggi untuk anak seusianya. Itulah kenapa dia sering dikira anak berusia 3th+ karena posturnya yang tinggi besar, plek kayak abahnya. hehe.
Mengingat kembali perjalanan kami 2 tahun yang lalu. Awal Januari 2014 adalah pertama kalinya kami nyusul abahnya Asma ke Banjarmasin setelah Asma lahir, waktu itu Asma baru berumur 4,5bulan. Lebaran tahun itu mudik lagi dan kami berdua stay di Jogja sekitar 6bulan lamanya. Keputusan itu diambil karena beberapa pertimbangan salah satunya karena salah satu owner Harifa akan menikah, jadilah saya yang sementara handle produksi Harifa waktu itu. Kalau mengingat kembali waktu sibuk itu saya jadi menyesal sendiri sekarang T_____T
Yah saya sadar betul betapa banyak kekurangan saya sebagai ibu. Seharusnya saya banyak-banyak membaca dan mencari ilmu parenting sebagai bekal mendidik Asma. Tapi waktu itu saya masih terlalu santai, selain memang karena beberapa kondisi yang kurang mendukung. Waktu Asma bayi bisa dibilang kurang sekali saya beri aneka stimulasi yang bisa mendukung tumbuh kembangnya. Kesehariannya ya cuma main ala kadarnya. Asma waktu bayi memang suka sekali “bermain” dengan buku bapak emaknya, sampai ada yang dirobek pula. Tapi saya telat menyadari bahwa ternyata itu adalah respon bahwa dia tertarik pada buku. Waktu itu justru saya simpan buku-buku kami agar enggak dirobek Asma. Lalu ketika stay lama di Jogja pun bisa dibilang waktu yang saya habiskan bersama Asma adalah waktu dimana saya tinggal memiliki sisa-sisa energi. Karena mengurus produksi Harifa itu sungguh melelahkan, apalagi saat itu lagi rame-ramenya pesanan, bisa sampai berkodi-kodi. Akhirnya siang-malam saya keluar rumah, mulai dari belanja bahan, ke penjahit sampai kirim paket, semua saya kerjakan dibantu adik saya.
Dan saya baru sadar, ternyata 6bulan kesibukan saya mengurus Harifa itu sudah “merenggut” waktu berharga saya bersama Asma. Sebenarnya bukan salah pekerjaan saya juga, tapi salah saya sendiri yang enggak bisa membagi waktu dengan baik dan bijak sehingga secara tidak sadar saya sudah mengabaikan hak-hak Asma. Iya karena sehari-hari simbahnya lah yang mengurusi kebutuhan Asma. Saya menemani Asma bermain hanya ketika sedang enggak keluar mengurus ini itu. Walaupun waktu itu saya senang bisa ikut membesarkan Harifa, saya bisa mendapatkan penghasilan sendiri dan sedikit membantu orangtua. Tapi ternyata ada penyesalan yang saya rasakan karena waktu itu tidak memaksimalkan waktu luang ketika bersama Asma. Sedikit sekali saya mengajari Asma aneka rupa ilmu sederhana atau sekedar permainan edukatif.
Continue reading →